Cinta, Pusat Hati dan Cinta Sang Pecinta, Allah

4 02 2009

Mawlana Syekh Nazim Adil Al Qubrusi Al Haqqani
Lefke, Cyprus 2006
Diambil dari http://www.mevlanasufi.blogspot.com

Bismillahir Rohman nirRohim,
Oh Allah yang Maha Kuasa, berikan kami cintaMu,
Dan cinta kepada siapapun yang mencintaiMu
Dan perbuatan baik yang akan membimbing kami kepada
cintaMu. (sebuah doa’ Nabi Muhammad sallaLlahu ´alayhi
wa sallam)

Semoga Allah yang Maha Kuasa menjadikan kita bersama
awliyaNya. Tidak mudah menjadi awliya Allah, (dan)
mungkin saja menjadi awliya Allah terlalu besar buat
kita, tapi setidaknya kita harus berusaha menjadi
teman dari awliyaNya. Saya tidak mengklaim bahwa saya
awliya Allah dan saya malu mengatakan,”Oh, Tuhanku,
jadikan saya salah satu awliyaMu” tapi saya memohon
kepada Allah, Tuhan yang Maha Kuasa agar Dia
memberkahi saya untuk bersama awliyaNya yang terbaik,
dan menjadi sahabat awliyaNya. Inilah poin terendah
dari Iman dan dibawahnya tidak ada level lagi.

Bagi yang mencintai awliya Allah, bahkan bila dia
tidak berbuat baik, maka (cintanya pada awliya Allah)
seharusnya dapat menjadi satu alasan untuk
keselamatannya. Tidak mungkin dia meninggal (dengan
keadaan) buruk ( inhatima). Ya, dia tidak akan
berakhir dengan buruk. Itulah Muhabba, cinta, yang ada
dihatinya, menjaganya bersama awliya Allah. Islam
dibangun dengan pondasi cinta dari awal hingga akhir.

Pada mulanya Sayyidina Muhammad ( sallaLlahu ´alayhi
wa sallam), kekasih Allah. Allah mencintai beliau dan
susunan (jiwa) beliau bercampur dengan Cinta Illahi.
Dia menjadi Habibullah (kekasih Allah). Allah yang
Maha Kuasa memberkahi beliau dari Cinta IllahiNya.
Sayyidina Muhammad ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam ),
diambil dari Allah yang Maha Kuasa, inilah Muhabba,
inilah Cinta Illahi dan beliau memberikannya juga
kepada para Shahabat. Apabila beliau tidak memberikan
Cinta Illahi kepada para Shahabat, maka Shahabat tidak
dapat mencintai beliau.

Suatu hari Umar ra –yang sangat mencintai Nabi
Muhammad ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam)- berkata,”Ya
Rasulullah (Oh, Pembawa Pesan Allah), aku mencintai
engkau, aku mencintai engkau melebihi cintaku kepada
keluargaku dan anak-anakku yang mengharapkan cinta
yang aku miliki.” Kemudian Nabi (sallaLlahu ´alayhi wa
sallam ) bersabda padanya,”Ya Umar, sampai kamu
mencintaiku melebihi kemampuanmu, kamu tidak akan
mencapai kamal ul iman (Iman yang sempurna). Mendengar
ucapan Nabi ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam) ini,
Sayyidina Umar berusaha menaikkan levelnya seperti
yang diperintahkan Nabi (sallaLlahu ´alayhi wa sallam
). Inilah sebuah kekuatan mengagumkan (mukjizat) dari
Nabi (sallaLlahu ´alayhi wa sallam ).

Dengan sangat cepat, dan dalam waktu amat singkat,
beliau membuat Sayyidina Umar mengatakan bahwa ia
mencintai beliau melebihi dirinya sendiri. Rasulullah
(sallaLlahu ´alayhi wa sallam ) mengangkat Umar (ke
level lebih tinggi) dengan diam-diam. Semua Shahabat
mencintai Nabi ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam) dari
jiwa mereka. Jangan pikir kejadian diatas hanya
terjadi kepada Sayyidina Umar, tidak, itu terbuka bagi
semua Ummah Nabi Muhammad (sallaLlahu ´alayhi wa
sallam ) dan semua bangsa. Ya, siapapun dapat
mencintai Nabi Muhammad (sallaLlahu ´alayhi wa sallam
) lebih dari jiwanya sendiri.

Para Shahabat mencintai Nabi Muhammad ( sallaLlahu
´alayhi wa sallam) sepenuhnya. Mereka dipenuhi Cinta
Illahi. Muhabbah. Dengan perasaan penuh cinta kepada
Rasulullah ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam), mereka
menjelajah melintasi timur dan barat mengabarkan
amanat Nabi kepada semua orang. Para Shahabat tidak
mengetahui bahasa tiap bangsa yang mereka temui ketika
berkhotbah. Ketika mereka berkhotbah, orang-orang
berkumpul mengelilingi Shahabat dan mendengarkan
walaupun mereka tidak mengerti bahasa yang dipakai,
tapi pusat cinta dalam hati mereka berbicara kepada
Shahabat.

Mungkin para Shahabat hanya melafalkan Kitab Suci Al
Qur’an tapi cinta (yang dimiliki para Shahabat)
tersalur melalui lafal (Al Qur’an) telah menyentuh
kalbu pendengarnya. Karenanya Islam dapat berkembang
dari timur dan barat dalam waktu yang singkat,
seperempat abad atau 25 tahun. Itulah keajaiban. Jika
orang Eropa mempunyai kepandaian untuk memikirkan hal
ini, mereka akan masuk Islam. Mereka akan mengucap,”
Ashadu An La Ilaha Illallah Wa Ashadu Anna Muhammad
ur Rasulullah .” (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah).

Sebuah revolusi yang tidak pernah terjadi dimuka bumi
sebelumnya, jadi dalam waktu singkat satu agama baru
tersebar melintasi timur dan barat dengan kekuatan
penuh. Rasululllah ( sallaLlahu ´alayhi wa sallam )
mengubah banyak bangsa dan hal tresbut merupakan
mukjizat yang besar, tapi saat ini orang-orang tidak
beriman yang fanatik dan musuh-musuh nyata yang
fanatik (mutassim) tidak pernah memikirkan tentang hal
ini. Bagaimana mungkin seorang yang buta huruf,
melewati padang pasir yang tak dikenal, dan datang
dari orang yang tidak dikenal pula, dapat mengucap ”
la ilaha illahllah” dan juga mengucap “Aku akan
memperoleh kemenangan, aku datang untuk menghancurkan
yang batil” dan beliau menghancurkannya (kebatilan)
dan juga meraih kemenangan. Tapi orang-orang Eropa
tidak dapat memikirkan hal ini karena mereka
menginginkan yang haqq (kebenaran) berasal dari
bangsa mereka bukan melalui Islam.

Ya, kita mengatakan Mahabbah – cinta membuat Islam
memasuki hati semua bangsa. Para Shahabat pergi ke
seluruh pelosok bumi dari timur jauh ke barat jauh.
Mungkin kepada lebih dari 70 suku bangsa dan
berkhotbah dihadapan orang-orang yang berbicara dengan
100 bahasa berbeda. Para Shahabat hanya bisa
menggunakan bahasa Arab. Seperti yang telah
ditakdirkan padanya.

Bagaimana bisa Shahabat berda’wah, dan Islam dapat
memasuki hati pendengarnya? Kamu bicara, hanya memakai
lidah dan tidak dari dalam hati sehingga tidak ada
yang mendengarkanmu. Tapi hatimu berkata,” minal kalbi
minal dalwish a lilaa”. Kami saat ini berusaha
mengembalikan metoda tersebut kepada Ummah melalui
tariqat. Kami ingin membawa cinta kembali ke Ummah
(pengikut Nabi), karena tanpa cinta, maka kalian tidak
mungkin mengikuti satu orang.

Apabila kalian tidak bisa memberikan Mahabbah – cinta
kedalam hati, maka kalian tidak bisa menghubungkan
antara satu dunia dengan dunia lain. Tujuan kami
adalah membuat Ummah saling menyayangi. Tidak mungkin
Ummah saling menyayangi tanpa adanya cinta kepada
Allah. Hanya yang berada dalam satu jalur dapat
bersama. Tidak ada kecemburuan, kebencian, dan
permusuhan diantara mereka. Ketika seseorang bertemu
dengan yang lain dalam Samudera Cinta Illahi tidaklah
mungkin merasa cemburu, benci, permusuhan, dan iri
hati. Tidak mungkin. Ya, itu tidak mungkin.

Saya orang asing dinegara ini dan kemarin saya bertemu
beberapa orang dan mereka tidak pernah saya temui
sebelumnya. Mereka bertengkar untuk menemui saya,
mendorong ke sana-sini, mencium tangan saya dan
berusaha memperoleh sesuatu dari saya. Bagaimana rasa
cinta itu datang ke mereka untuk saya. Saya belum
pernah melihat mereka sebelumnya. Mereka bertemu saya
baru satu kali dan mereka berusaha menyerang saya
dengan cinta yang mereka punya. Darimanakah cinta ini
datang? Cinta datang dari kekuatan rahasia Iman, dari
sebuah jalur rahasia Nabi ( sallaLlahu ´alayhi wa
sallam ), dan datang dari hati ke hati. Hanya hati
yang mengerti apa yang saya maksudkan. Ya, ini
penting. Kami memohon agar rasa cinta ini menjadi hal
umum bagi semua komunitas Muslim. Mereka pasti jatuh
cinta.

Pemimpin suku Quraisy mendatangi paman Nabi
sallaLlahu ´alayhi wa sallam dan berkata,”Katakan
kepada keponakkanmu kalau kami akan memberikan semua
yang dia mau. Kami akan memberikan dia apapun yang dia
ingini dari harta kami dan dari anak-anak perempuan
kami. Ya, kami bahkan akan menjadikan dia sebagai raja
kami. Dengan satu syarat yaitu dia harus berhenti
berda’wah.” Paman Nabi (sallaLlahu ´alayhi wa sallam )
memberitahukan hal ini kepada beliau dan Nabi
menjawab,”Walaupun bila mereka memberikan aku matahari
di tangan saya dan bulan di tangan lainnya, aku tidak
akan menghentikan da’wah, dan aku tidak menginginkan
apapun dari mereka untuk da’wah yang aku lakukan.”

Itulah pondasi dari Islam dan Nabi sallaLlahu ´alayhi
wa sallam) mengajarkannya kepada Shahabat. Mereka
hanya berkata,” illahi antha maqshudi” (Oh, Tuhanku,
Allah kami hanya memohon keridhaanMu, jika Kau ridha
kepada kami, itulah puncak tujuan kami, tidak ada
lainnya). Dalam da’wah, kami tidak meminta apapun dari
kalian, baik untuk diri kami sendiri ataupun untuk
orang lain di negara kami. Tujuanku adalah Cinta
Illahi yang ada didalam hati saya dapat diraih oleh
hati orang-orang beriman. Apakah menurut kalian cinta
yang ada dalam hati kita tidak cukup untuk semua
bangsa? Jangan berprasangka. Bahkan apabila satu hati
mencapai Cinta Illahi, cinta dari hati tersebut akan
cukup untuk mencapai hati semua bangsa.

Kalian pasti telah mendengar tentang sumur air Zam
Zam. Meskipun, jika semua bangsa telah menggunakan air
tersebut dan sumurnya tidak akan pernah kering. Itu
tidak mungkin. Begitu juga dengan hati, ini lebih
penting. Cinta Illahi yang mengalir dihati kita sudah
cukup bagi semua hati manusia dari semua suku bangsa.
Jika Allah berkehendak (Insya Allah) kami memohon –apa
yang telah Allah yang Maha Kuasa anugerahi kepadaku
dan kalian- dan kami memohon agar kami dapat membuat
Cinta Illahi dapat dicapai oleh semua manusia dan
dengan ini membuat mereka hidup, tidak pernah mati dan
hidup abadi. Fatiha.

Wa min Allah at tawfiq

Wassalam, arief hamdani


Aksi

Information

Tinggalkan komentar